Berikut
ini adalah beberapa pantun yang kami kumpulkan untuk referensi , agar agan-agan
tidak perlu mencarinya susah-susah, cukup lihat blog ini aja mungkin salah satu
pantun yang agan cari ada disini.
Selamat Membaca
PANTUN ADAT
Menanam kelapa di pulau
Bukum
Tinggi sedepa sudah
berbuah
Adat bermula dengan hukum
Hukum bersandar di
Kitabullah
Ikan berenang lubuk
Ikan belida dadanya
panjang
Adat pinang pulang ke
tampuk
Adat sirih pulang ke
gagang
Lebat daun bunga tanjung
Berbau harum bunga cempaka
Adat dijaga pusaka
dijunjung
Baru terpelihara adat
pusaka
Bukan lebah sembarang
lebah
Lebah bersarang di buku
buluh
Bukan sembah sembarang
sembah
Sembah bersarang jari
sepuluh
Pohon nangka berbuah lebat
Bilalah masak harum juga
Berumpun pusaka berupa
adat
Daerah berluhak alam
beraja
PANTUN AGAMA
Banyak bulan perkara bulan
Tidak semulia bulan puasa
Banyak tuhan perkara tuhan
Tidak semulia Tuhan Yang Esa
Daun terap di atas dulang
Anak udang mati di tuba
Dalam kitab ada terlarang
Yang haram jangan dicoba
Bunga kenanga di atas kubur
Pucuk sari pandan Jawa
Apa guna sombong dan takabur
Rusak hati badan binasa
Asam kandis asam gelugur
Ketiga asam si riang-riang
Menangis mayat di pintu kubur
Teringat badan tidak sembahyang
PANTUN BUDI
Bunga cina di atas batu
Daunnya lepas ke dalam
ruang
Adat budaya tidak berlaku
Sebabnya emas budi
terbuang
Di antara padi dengan
selasih
Yang mana satu tuan
luruhkan
Diantara budi dengan kasih
Yang mana satu tuan
turutkan
Apa guna berkain batik
Kalau tidak dengan sujinya
Apa guna beristeri cantik
Kalau tidak dengan budinya
Sarat perahu muat pinang
Singgah berlabuh di Kuala
Daik
Jahat berlaku lagi
dikenang
Inikan pula budi yang baik
Anak angsa mati lemas
Mati lemas di air masin
Hilang bahasa karena emas
Hilang budi karena miskin
Biarlah orang bertanam
buluh
Mari kita bertanam padi
Biarlah orang bertanam
musuh
Mari kita menanam budi
Ayam jantan si ayam jalak
Jaguh siantan nama diberi
Rezeki tidak saya tolak
Musuh tidak saya cari
Jikalau kita bertanam padi
Senanglah makan
adik-beradik
Jikalau kita bertanam budi
Orang yang jahat menjadi
baik
Kalau keladi sudah ditanam
Jangan lagi meminta balas
Kalau budi sudah ditanam
Jangan lagi meminta balas
PANTUN JENAKA
Di mana kuang hendak bertelur
Di atas lata di rongga batu
Di mana tuan hendak tidur
Di atas dada di rongga susu
Elok berjalan kota tua
Kiri kanan berbatang sepat
Elok berbini orang tua
Perut kenyang ajaran dapat
Sakit kaki ditikam jeruju
Jeruju ada di dalam paya
Sakit hati memandang susu
Susu ada dalam kebaya
Naik ke bukit membeli lada
Lada sebiji dibelah tujuh
Apanya sakit berbini janda
Anak tiri boleh disuruh
Orang Sasak pergi ke Bali
Membawa pelita semuanya
Berbisik pekak dengan tuli
Tertawa si buta melihatnya
Jalan-jalan ke rawa-rawa
Jika capai duduk di pohon palem
Geli hati menahan tawa
Melihat katak memakai helm
Limau purut di tepi rawa,
buah dilanting belum masak
Sakit perut sebab tertawa,
melihat kucing duduk berbedak
jangan suka makan mentimun
karna banyak getahnya
hai kawan jangan melamun
melamun itu tak ada gunanya
PANTUN KEPAHLAWANAN
Adakah perisai bertali rambut
Rambut dipintal akan cemara
Adakah misai tahu takut
Kamipun muda lagi perkasa
Hang Jebat Hang Kesturi
Budak-budak raja Melaka
Jika hendak jangan dicuri
Mari kita bertentang mata
Kalau orang menjaring ungka
Rebung seiris akan pengukusnya
Kalau arang tercorong kemuka
Ujung keris akan penghapusnya
Redup bintang haripun subuh
Subuh tiba bintang tak nampak
Hidup pantang mencari musuh
Musuh tiba pantang ditolak
Esa elang kedua belalang
Takkan kayu berbatang jerami
Esa hilang dua terbilang
Takkan Melayu hilang di bumi
PANTUN KIAS
Ayam sabung jangan dipaut
Jika ditambat kalah laganya
Asam di gunung ikan di laut
Dalam belanga bertemu juga
Berburu ke padang datar
Dapatkan rusa belang kaki
Berguru kepalang ajar
Bagaikan bunga kembang tak jadi
Anak Madras menggetah punai
Punai terbang mengirap bulu
Berapa deras arus sungai
Ditolak pasang balik ke hulu
Kayu tempinis dari kuala
Dibawa orang pergi Melaka
Berapa manis bernama nira
Simpan lama menjadi cuka
Disangka nenas di tengah padang
Rupanya urat jawi-jawi
Disangka panas hingga petang
Kiranya hujan tengah hari
PANTUN NASIHAT
Kayu cendana di atas batu
Sudah diikat dibawa pulang
Adat dunia memang begitu
Benda yang buruk memang
terbuang
Kemuning di tengah balai
Bertumbuh terus semakin
tinggi
Berunding dengan orang tak
pandai
Bagaikan alu pencungkil
duri
Parang ditetak ke batang sena
Belah buluh taruhlah temu
Barang dikerja takkan
sempurna
Bila tak penuh menaruh
ilmu
Padang temu padang baiduri
Tempat raja membangun kota
Bijak bertemu dengan
jauhari
Bagaikan cincin dengan
permata
Ngun Syah Betara Sakti
Panahnya bernama Nila
Gandi
Bilanya emas banyak di
peti
Sembarang kerja boleh
menjadi
Jalan-jalan ke Kota Blitar
jangan lupa beli sukun
Jika kamu ingin pintar
belajarlah dengan tekun
PANTUN PERCINTAAN
Coba-coba menanam mumbang
Moga-moga tumbuh kelapa
Coba-coba bertanam sayang
Moga-moga menjadi cinta
Jangan suka bermain tali
Kalau tak ingin terikat
olehnya
Putus cinta jangan
disesali
Pasti kan datang cinta
yang lainnya
Limau purut lebat di
pangkal
Sayang selasih condong
uratnya
Angin ribut dapat
ditangkal
Hati yang kasih apa obatnya
Ikan belanak hilir
berenang
Burung dara membuat sarang
Makan tak enak tidur tak
tenang
Hanya teringat dinda
seorang
Anak kera di atas bukit
Dipanah oleh Indera Sakti
Dipandang muka senyum
sedikit
Karena sama menaruh hati
Ikan sepat dimasak berlada
Kutunggu digulai anak
seberang
Jika tak dapat di masa
muda
Kutunggu sampai beranak
seorang
Kalau tuan pergi ke
Tanjung
Kirim saya sehelai baju
Kalau tuan menjadi burung
Sahaya menjadi ranting
kayu.
Kalau tuan pergi ke
Tanjung
Belikan sahaya pisau lipat
Kalau tuan menjadi burung
Sahaya menjadi benang
pengikat
Kalau tuan mencari buah
Sahaya pun mencari pandan
Jikalau tuan menjadi nyawa
Sahaya pun menjadi badan.
PANTUN PERIBAHASA
Berakit-rakit ke hulu
Berenang-renang ke tepian
Bersakit-sakit dahulu
Bersenang-senang kemudian
Ke hulu memotong pagar
Jangan terpotong batang durian
Cari guru tempat belajar
Jangan jadi sesal kemudian
Kerat kerat kayu di ladang
Hendak dibuat hulu cangkul
Berapa berat mata memandang
Barat lagi bahu memikul
Harapkan untung menggamit
Kain di badan didedahkan
Harapkan guruh di langit
Air tempayan dicurahkan
Pohon pepaya di dalam semak
Pohon manggis sebasar lengan
Kawan tertawa memang banyak
Kawan menangis diharap jangan
PANTUN PERPISAHAN
Pucuk pauh delima batu
Anak sembilang di tapak tangan
Biar jauh di negeri satu
Hilang di mata di hati jangan
Bagaimana tidak dikenang
Pucuknya pauh selasih Jambi
Bagaimana tidak terkenang
Dagang yang jauh kekasih hati
Duhai selasih janganlah tinggi
Kalaupun tinggi berdaun jangan
Duhai kekasih janganlah pergi
Kalaupun pergi bertahun jangan
Batang selasih mainan budak
Berdaun sehelai dimakan kuda
Bercerai kasih bertalak tidak
Seribu tahun kembali juga
Bunga Cina bunga karangan
Tanamlah rapat tepi perigi
Adik di mana abang gerangan
Bilalah dapat bertemu lagi
Kalau ada sumur di ladang
Bolehlah kita menumpang mandi
Kalau ada umurku panjang
Bolehlah kita bertemu lagi
PANTUN TEKA-TEKI
Kalau tuan bawa keladi
Bawakan juga si pucuk
rebung
Kalau tuan bijak bestari
Binatang apa tanduk di
hidung?
Beras ladang sulung tahun
Malam malam memasak nasi
Dalam batang ada daun
Dalam daun ada isi
Terendak bentan lalu
dibeli
Untuk pakaian saya turun
ke sawah
Kalaulah tuan bijak
bestari
Apa binatang kepala di
bawah ?
Kalau tuan muda teruna
Pakai seluar dengan
gayanya
Kalau tuan bijak laksana
Biji di luar apa buahnya
Tugal padi jangan
bertangguh
Kunyit kebun siapa galinya
Kalau tuan cerdik sungguh
Langit tergantung mana
talinya?
Sumber:
id.wikipedia.org/wiki/Pantun
0 komentar:
Posting Komentar